Cara Agar Menyukai dan Disukai
Saya akan mencoba sedikit berbagi
mengenai hal-hal yang berbau psikologi. Kebetulan saya senang mendalami
psikologi walau lagi-lagi saya tidak memiliki background psikologi sama
sekali. Ini saya pelajari dari sebuah buku bestseller karangan pakar
internasional di bidang perilaku manusia dan termasuk salah satu
penceramah dan
konsultan yang paling banyak dicari, David J. Lieberman, Ph.D. Bukunya berjudul
Get Anyone to Do Anything : Never Feel Powerless, with Psychological Secrets to
Control and Influence. Saya membeli buku ini tahun 2011. Pada saat itu buku ini
sudah mencapai cetakan yang ke-15. Entah sekarang.
Mungkin saya akan menuliskannya secara berkala. Pada sesi ini
saya akan menjelaskan tentang bagaimana rasa suka itu terbentuk. Suka disini
bukan dalam artian kepada lawan jenis saja. Tapi lebih kepada ketertarikan
seseorang terhadap orang lain dalam hal bergaul atau berinteraksi. Bahkan lebih
dari itu.
Perasaan suka atau tidak suka kita pada seseorang muncul
melalui serangkaian proses yang sebagian besar terjadi di alam bawah sadar
kita. Tidak muncul secara kebetulan. Namun, karena kita tidak menyadari prosesnya,
maka perasaan itu seolah-olah muncul tanpa banyak sebab dan alasan.
Penelitian menunjukkan bahwa rasa suka kita terhadap
seseorang bisa memengaruhi pandangan kita tentang seberapa menarik fisik orang
itu, dan bahwa kita cenderung lebih menyukai seseorang yang kita anggap
menarik. Jadi dimisalkan, kita merasa nyaman dan suka berada di dekat seseorang
karena kemampuannya dalam mendengarkan kita, maka penilaian kita terhadap hal
lain pada dirinya (misal: fisik) akan berubah pula. Kita akan menganggap ia tetap
lebih menarik daripada orang lain.
Jika kita ingin disukai orang lain, bicaralah dengannya
ketika suasana hatinya sedang baik atau ketika ia sedang senang atau gembira
akan sesuatu. Perasaan-perasaan itu akan ia tularkan pada kita, dan ia akan
memandang kita baik. Penelitian menyimpulkan bahwa, misalnya, kita sedang
menjalani liburan, kita akan menularkan rasa senang kita kepada siapapun yang
ada di sekitar kita, dan berikutnya kita akan lebih menyukai mereka. Pun
sebaliknya, ketika kita sakit perut, misalnya, orang-orang di sekitar kita akan
menjadi korban tak disengaja dari keadaan tersebut, dan kita akan cenderung
kurang menyukai mereka.
Ini cara mengetahui suasana hati seseorang:
- Jika suasana hatinya sedang baik maka ia akan menyapa kita dengan senyuman yang melibatkan semua bagian pada wajahnya. Sebaliknya jika ia menunjukkan senyuman yang tipis, ini menunjukkan adanya paksaan dan biasanya ia sedang dalam kondisi yang tidak baik.
- Ketika suasana hati seseorang sedang baik, ia akan cenderung melihat wajah kita ketika sedang berbicara. Namun jika suasana hatinya sedang tidak baik, ia akan mengalihkan pandangannya ke tempat-tempat lain walaupun ia sedang berbicara dengan kita.
Sering menampakkan diri di depan orang yang kita inginkan ia
menyukai kita juga cara yang ampuh. Menurut Moreland dan Zaonc (1982),
keseringan penampakan diri menimbulkan apresiasi dan rasa suka yang lebih besar
(asalkan reaksi awalnya tidak negatif). Hal ini berlaku untuk apa saja: orang,
tempat, ataupun produk. Semakin sering muncul, semakin positif tanggapan
terhadapnya. Jadi jika kita ingin disukai oleh seseorang, cobalah sesering
mungkin ada di sekelilingnya. Terkadang sok misterius itu tidak baik bagi
pergaulan.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa kita cenderung
lebih menyukai orang-orang yang menyukai kita. Ketika kita mengetahui bahwa
seseorang memandang kita baik, kita secara tak sadar terdorong untuk memandang
orang itu menyenangkan. Oleh karena itu, jika kita benar-benar ingin disukai
dan dihormati sesorang, kita harus menunjukkan kepadanya bahwa kita menyukai
dan menghormatinya.
Lalu bagaimana kasusnya dengan orang yang tidak menyukai
kita? Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa jika sesorang pada awalnya tidak
menyukai kita, dia pada akhirnya akan lebih menyukai kita daripada jika dia
telah menyukai kita sejak awal. Disukai perlahan-lahan jauh lebih efektif
darpada serta-merta dianggap yang terbaik.
Tidak benar bahwa hal-hal yang berlawanan itu menarik. Kita
sebenarnya lebih menyukai orang-orang yang punya kesamaan atau satu minat
dengan kita. Karena sesungguhnya persamaan dan kebersamaanlah yang menghasilkan
rasa saling suka. Ketika kita bicara dengannya, bicarakan sesuatu yang
sama-sama kita sukai atau sesuatu yang sama-sama kita miliki.
Prinsip “teman seperjuangan” lah yang pantas mendasari
persamaan dan kebersamaan itu. Pada dasarnya, orang-orang yang sama-sama menjalani
situasi hidup tak menentu cenderung menjalin ikatan yang mendalam. Contohnya
para tentara di peperangan. Begitu pula dengan orang-orang yang memiliki
pengalaman yang sama namun tidak menjalankannya secara bersama-sama. Itulah
sebabnya mengapa dua orang yang tak pernah bertemu tapi memiliki pengalaman
yang sama bisa seketika menjadi dekat. Kesadaran bahwa “dia memahami saya”-lah
yang membangkitkan kedekatan itu. Pengalaman-pengalaman mendalam kita bisa
turut membentuk kita menjadi siapa diri kita hari ini. Karenanya, orang lain
yang sepengalaman kita anggap dapat “mengerti dan memahami” kita sepenuhnya.
Bagaimana cara menarik simpati orang? Jawabannya simpel,
dengan membuatnya merasa nyaman. Pernahkah kita merasakan betapa resahnya menghabiskan
waktu lima menit saja bersama orang yang uring-uringan, jutek, dan suka
mencela? Sebaliknya, pernahkah kita rasakan betapa senangnya berada di dekat
orang yang penuh pengertian, tulus, baik hati, hangat, dan murah senyum? Buatlah
diri orang lain senyaman mungkin berada di dekat kita.
Percakapan mungkin akan lebih positif dan menyenangkan jika
kedua belah pihak “saling sesuai”. Sama halnya dengan kita lebih menyukai orang
yang seminat, juga lebih menyukai orang yang berpenampilan seperti kita.
Penyesuaian diri menciptakan kepercayaan. Ada dua tips dalam menciptakan dan
membangun komunikasi:
- Menyesuaikan sikap dan gerak tubuh. Misalnya saat ia memasukkan tangannya ke dalam saku, cobalah lakukan gerakan yang sama. Maka ia akan merasa sepaham dengan kita.
- Menyesuaikan gaya bicara. Jika dia berbicara dengan nada rendah dan santai, lakukan hal yang sama. Jika ia berbicara dengan cepat, maka ikutilah bicara dengan cepat.
Ketika kita melukai orang lain, baik secara sengaja maupun
tidak, secara tak sadar kita terdorong untuk tidak menyukainya. Menurut teori
kognitif yang berlaku, ini merupakan upaya untuk mengurangi pertentangan batin.
Begitu pun sebaliknya, kita akan lebih menyukai seseorang setelah kita berbuat
baik padanya. Tapi jangan terlalu memaksakan agar kita yang berlaku baik pada
orang itu. Karena yang kita inginkan yaitu membuat dia suka dengan kita, bukan
untuk membuktikan bahwa kita adalah orang yang baik. Buatlah ia melakukan
sesuatu untuk kita. Mintai sedikit bantuan. Maka ia akan merasa dibutuhkan oleh
kita.
Melihat orang yang kita kagumi melakukan tindakan konyol
atau gila akan membuat kita lebih menyukainya (Aronson, Willerman, dan Floyd,
1966). Bila kita lebih ingin disukai, jangan berpura-pura bahwa kita tidak
pernah berlaku konyol dan gila. Humor yang mencela diri sendiri adalah cara
ampuh untuk mengambil hati siapapun. Jika kita menunjukkan pada pada orang lain
bahwa kita tidak terlalu menjaga penampilan, hal itu akan membuat mereka merasa
lebih dekat dengan kita dan ingin berada di sekitar kita.
Kita cenderung menyukai orang yang percaya diri, tetapi kita
tahu bahwa orang yang percaya diri tidaklah perlu memamerkan kepada dunia
betapa hebatnya dia, tapi membiarkan dunia tahu dengan sendirinya. Orang yang
percaya diri dan bernyali tinggi adalah orang yang mudah tertawa atas
kesalahannya sendiri dan tidak takut membiarkan orang tahu bahwa dia hanyalah manusia
biasa. Biasanya orang-orang seperti inilah yang banyak disukai orang.
Tak seorang pun ingin berada di sekitar orang yang pemurung
serta mudah depresi dan pesimis. Kita semua mencari, menyukai, dan mengagumi
orang yang berpandangan dan berwawasan positif tentang kehidupan. Mengapa?
Karena kita semua ingin menjadi sosok seperti itu. Kita tertarik pada orang
yang antusias, bergairah, periang, dan aktif.
Nah, sampai disini dulu saya menulis apa-apa yang saya
tangkap. Lain kali akan saya lanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi lagi
daripada sekedar cara meyukai dan disukai orang lain. Semoga bermanfaat untuk
kita semua. Semoga dapat diterapkan secara nyata di kehidupan kita ya. Sehingga
kita dapat menjadi orang yang membawa kepositifan bagi kehidupan orang-orang
disekitar kita. Aamiin :)
Komentar
Posting Komentar