Judul : Autumn In Paris
Pengarang : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Penerbit : 2007
Tebal Halaman : 272 halaman
Kisah ini ditulis oleh seorang penulis bernama Ilana Tan, karyanya lumayan
banyak. Setiap musim ia memiliki kisahnya, seperti Summer In Seoul, Winter
In Tokyo, Spring In London dan ini pula salah satu kisahnya, dalam setiap
novelnya ia tidak pernah mencantumkan identitasnya. Dalam kisah ini
ternyata Ilana Tan lebih menjerumus dalam kisah “sad ending”. Melihat
sekilas judul dari kisah ini tentu terdengar unik, ternyata novel ini
mengisahkan seorang gadis yang menyukai Paris dan musim gugur tetapi ia bertemu
dengan pria yang membenci musim gugur dan Paris, mereka terpesona satu dengan
lainnya. Tetapi ternyata ada benang penghubung antara mereka di masa lalu.
Tara Dupont atau biasa dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya adalah
gadis berdarah campuran Indo - Prancis. Ibunya keturunan Indonesia, sedangkan
ayahnya berkebangsaan Perancis. Kedua orang tuanya sudah lama bercerai yakni 12
tahun lalu saat Tara berusia 12 tahun. Pada awal perceraian orang tuanya, Tara
tinggal bersama ibunya di Indonesia, tetapi 4 tahun kemudian Tara pindah ke
Paris dan tinggal bersama ayahnya. Saat ini Tara bekerja di sebuah stasiun
radio terkenal di Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik, menarik dan
suaranya merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3 bahasa,
yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Di Paris Tara
memiliki beberapa sahabat yakni Elise salah satu rekan kerjanya di stasiun radio
yang juga seorang penyiar radio dan Sebastian anak dari salah satu teman ayah
Tara. Mereka berdua bagaikan kakak adik, Sebastian adalah orang yang paling
mengenal Tara, tidak heran bila Tara jatuh hati pada Sebastian.
Kehidupan cinta Tara tidak berakhir pada Sebastian. Itu semua berawal dari
pertemuan Tara dengan pria Jepang bernama Tatsuya Fujisawa. Tara dan Tatsuya
berjumpa secara kebetulan. Awalnya secara tidak sengaja Tatsuya berjumpa dengan
Tara di sebuah kafe di Bandara Charles De Gaulle, kemudian pertemuan kedua
mereka di sebuah club pada malam harinya. Ternyata beberapa hari
kemudian Sebastian mengajak Tara makan malam dan memperkenalkannya dengan
seseorang, itulah Tatsuya Fujisawa. Tara tidak menyadari bahwa dia pernah
bertemu dengan Tatsuya sebelum malam itu, karena pada saat pertemuan
sebelumnya, Tara dalam pikiran kalut tidak karuan.
Hari-hari berlalu, tanpa sengaja Tara bertemu dengan Tatsuya di sebuah bistro
kecil, kali ini Tara menyapa Tatsuya lebih dahulu. Mulai saat itu Tara dan
Tatsuya menjadi sering bertemu. Bahkan Tatsuya mengirim surat di acara yang
diselenggarakan oleh stasiun radio di mana Tara bekerja. Ia menceritakan
kisah-kisahnya di Paris bahkan ia menceritakan pertemuannya dengan gadis Paris,
di mana gadis yang ia maksud adalah Tara Dupont. Tara juga sempat mendengar
surat yang dikirim oleh Tatsuya hanya saja ia tidak menyadari bahwa ialah gadis
itu. Ia hanya senang mendengar kisah-kisah Tatsuya, bahkan ia menjadi penasaran
akan kelanjutan kisah Tatsuya.
Kedatangan Tatsuya ke Paris ternyata selain untuk bekerja di salah satu proyek
yang ditanganinya bersama Sebastian juga untuk mencari seseorang. Orang yang
Tatsuya pikir adalah penghancur hidupnya, dia adalah cinta pertama ibunya. Ibu
Tatsuya meninggal setahun lalu karena mengidap penyakit kanker tepat ketika
musim gugur. Itulah sebabnya ia membenci musim gugur dan Paris. Ibunya mengaku
bahwa sebelum menikah dengan ayah Tatsuya, ia sempat menjalin hubungan dengan
pria Prancis bernama Jean- Daniel Lamercier. Ternyata lelaki itu adalah ayah
kandung Tatsuya. Tatsuya sedih, kecewa dan marah saat itu karena merasa
dibohongi selama ini, tapi ia takkan bisa mengubah kenyataan. Tatsuya berusaha
mempersiapkan diri sebelum menemui lelaki yang dimaksud ibunya, tetapi suatu
hari ia bertekad untuk segera menyelesaikan ini semua. Ia menemui lelaki yang
adalah ayahnya. Tatsuya tidak pernah menuntut pengakuan ia hanya ingin melihat
bagaimana sosok yang menjadi ayahnya itu. Ternyata hal itu tidak seperti yang
Tatsuya bayangkan, Monsieur Lamercier menerima Tatsuya bahkan ia tidak menolak
atau menawarkan untuk melakukan tes DNA.
Kisah hubungan Tara dan Tatsuya berjalan lancar, mereka semakin dekat mereka
sering jalan-jalan bersama, keliling Paris bersama bahkan mereka makan malam
bersama di apartemen Tatsuya dengan makanan hasil masakan Tatsuya. Hubungan
mereka semakin dekat singkatnya mereka pacaran.
Suatu hari adalah acara ulang tahun Elise, sahabat Tara. Elise berniat
merayakannya di club ayah Tara. Club itu adalah club di
mana Tatsuya dan Tara bertemu yang kedua kalinya. Di sanalah semuanya
terungkap, Tatsuya menceritakan semuanya kepada Tara, bahwa gadis yang ia
maksud dalam suratnya di acara radio itu adalah dia. Kebahagiaan terasa begitu
hangat di antara sejoli itu, tetapi semua berubah ketika sesuatu hal terjadi.
Ayah Tara datang di club itu karena itu salah satu club miliknya,
Tara memanggil ayahnya dan mengajaknya kepada teman-temannya. Wajah Tatsuya
berubah pucat panik ketika mendengar Tara memanggil lelaki berusia setengah
abad itu Ayah. Begitu pula Monsieur Lamercier terlihat gelisah ketika mendengar
pengakuan putrinya bahwa lelaki itu adalah teman dekatnya. Tetapi kebenaran itu
tidak langsung terungkap karena Tatsuya dan Ayah Tara bersikap seolah tidak ada
apa-apa.
Jalan cerita selanjutnya tidak sulit ditebak, beberapa hari setelah kejadian
itu Tatsuya terlihat aneh, ia berubah menjadi pendiam dan selalu menyibukan
diri terus-menerus. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk meminta Monsieur
Lamercier melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenarannya. Ternyata harapan
Tatsuya pupus sudah, ia dan Tara telah ditakdirkan sebagai kakak beradik.
Berbagai perasaan berkecamuk dalam diri Tatsuya rasa benci, sedih, kecewa dan
putus asa menjadi satu. Hubungan Tara dan Tatsuya tidak berjalan seindah
seperti kisah pada awal novel ini..
Suatu hari Tatsuya kecelakaan, ia tertimpa balok di lokasi proyek di mana ia
bekerja. Tara panik mendengar hal itu, ia dan ayahnya segera ke rumah sakit untuk
melihat kondisi Tatsuya. Ketika Tara berjalan melewati koridor rumah sakit ia
mendengar obrolan ayahnya dengan seorang dokter yang adalah teman lama ayahnya.
Ternyata mereka sedang membicarakan masalah Tara dan Tatsuya yang adalah
saudara. Tara kaget mendengar hal itu, dadanya terasa sesak dan sakit, ternyata
orang yang selama ini ia cintai adalah kakaknya sendiri.
Beberapa lama setelah kejadian itu, setelah Tatsuya sembuh dari sakitnya, Tara
dan Tatsuya memutuskan bahwa mereka akan mencoba menerima hal itu, sebagai
kakak adik, karena itulah kenyataannya. Tetapi begitu sulit bagi mereka berdua,
begitu menyakitkan. Tatsuya berencana kembali ke Jepang dan berusaha melupakan
perasaannya kepada Tara. Pertemuan Tara dan Tatsuya yang terakhir kalinya
benar-benar menyayat hati mereka berdua.
Sebulan setelah kepergian Tatsuya ke Jepang. Tara mendapat telepon dari Jepang.
Telepon itu dari seorang wanita, ia mengabarkan bahwa Tatsuya mendapat
kecelakaan. Ia jatuh dari lantai 3 sebuah gedung. Kemudian Tara segera lepas
landas menuju Jepang bersama Ayahnya. Tentunya seperti kisah-kisah roman
lainnya ketika seseorang yang disayangi kecelakaan, maka ia tidak akan sanggup
melihatnya, sehingga Tara memilih untuk duduk di ruang tunggu terlebih dahulu.
Sapaan seorang wanita menyadarkan lamunan Tara, ternyata ia adalah wanita yang
meneleponnya tadi. Ia mengajak Tara ke apartemen Tatsuya. Tara masuk ke
apartemen Tatsuya dan melihat semua hal yang berkaitan dengan Tatsuya. Tara
melihat amplop di dalam sebuah laci dan membukanya, itu adalah kumpulan foto
Tara yang diambil Tatsuya tanpa ia sadari. Ia juga membaca beberapa kiriman
email Tatsuya kepada Sebastian yang ternyata yang Tatsuya tanyakan hanyalah
kabar mengenai Tara.
Beberapa lama kemudian Tara kembali ke rumah sakit ia masuk ke ruang rawat
Tatsuya dan duduk di kursi samping tempat Tatsuya dibaringkan. Kata dokter,
Tatsuya tidak dapat bertahan lama karena gegar otak yang menimpanya cukup
parah. Tara berbicara terbata-bata kepada Tatsuya dan berharap ada jawaban atau
respon darinya namun Tatsuya hanya tetap diam dan nampak Tatsuya meneteskan air
mata katika Tara mulai terhanyut dalam isak tangis. Tak lama, terdengar bunyi
monitor dan terlihat garis di layar monitor itu lurus, dokter dan perawat
segera masuk ke ruang rawat itu dan berusaha semampunya, tetapi Tuhan memiliki
jalan lain Tatsuya tidak dapat diselamatkan. Kalimat terakhir dari email yang
Tatsuya tulis kepada Sebastian adalah “selama ia bahagia, aku juga akan
bahagia, meski aku harus mengorbankan hidupku”.
Novel ini bercerita mengenai kisah di Paris sehingga sang penulis juga
membubuhkan kata– kata dalam Bahasa Prancis. Tentu saja ini akan menambah
perbendaharaan kosakata kita dalam Bahasa Asing. Halaman depan buku ini juga
terlihat menarik, bagaimana tidak, bagian sampul menampilkan gambar sepasang
kekasih yang duduk di sebuah taman saat musim gugur tiba. Hal ini tentu sesuai
dengan judul novel yakni Autumn In Paris (musim gugur di Paris). Dalam
menjabarkan kejadian-kejadian dalam novel ini Ilana Tan juga membuat
seolah-olah para pembaca dapat merasakan apa yang terjadi dalam cerita
tersebut. Alur dalam cerita tersebut juga tidak membosankan karena setiap
babnya penulis mengambil hal-hal yang berbeda, mulai dari kisah pertemuan,
tahap adaptasi sampai klimaksnya yakni terungkapnya sebuah rahasia.
Novel – novel karangan Ilana Tan memang banyak digemari, hal itu karena Ilana
Tan dalam membuat karya tidak berpatokan pada satu kejadian. Ia membedakan
kisah dalam setiap bukunya. Dalam kisahnya ini, Sang Penulis Ilana Tan
terjerumus dalam kisah yang berakhir menyedihkan, namun kisah sedih ini seakan
digunakan sebagai pelarian dalam cerita, karena ternyata tokoh utama yang
terperangkap dalam serial cinta ini adalah kakak adik, tentu akan sulit
menceritakan kelanjutan kisahnya bila Ilana Tan menceritakan bahwa Tatsuya si
tokoh pria tetap hidup dalam kisah roman itu. Sehingga untuk memudahkan, kisah
ini diakhiri dengan perginya lawan main dari Tara menghadap Sang Ilahi. Dalam
setiap karyanya juga, Ilana Tan tidak pernah mencantumkan Biografinya, hal ini
membuat pembaca novel-novelnya tidak tahu seperti apa penulis dari novel yang
dibaca tersebut.
Membaca kisah roman ini selain sebagai pengisi waktu luang, kita juga
memperoleh pelajaran berharga. Dalam kisah ini kita diajar untuk berkorban demi
orang yang kita sayangi. Buku ini berguna bagi remaja, bukan karena ini
kisah roman tetapi mengenai makna dari buku tersebut. Bahwa, meskipun manusia
memiliki perasaan satu dengan yang lain tetapi TUHAN memiliki jalan sendiri,
ada kemungkinan mereka tidak dapat bersatu, karena Kuasa dan Mujizat Tuhan itu
lah yang terbesar.
Komentar
Posting Komentar