kisah antara persahabatan dan cinta


the last time of smile
SMP Negeri 08,Sekolah yang satu ini sudah tak asing lagi ditelinga warga Palembang, Sumatra-Selatan,karena sekolah yang pernah aku duduki ini merupakan sekolah terfavorit dan paling digemari,kami juga punya kebiasaan membaca AL-Qur’an sebelum memulai pelajaran,agar pelajarn mudah masuk ke kepala dengan mudah mungkin kebiasaan ini juga sudah ada di sekolah lain,walaupun begitu,SMP kami yang tercinta ini asri,indah,dan sejuk yang membuat kami nyaman dalam belajar.Bukan Itu saja,Guru-guru disini pun ramah,ceria,pokoknya T-O-P BGT.Disini pun banyak cerita telah terukir.
Ah,dasar kamu cewek jadi-jadian!”,…”Hah…?,Apa coba maksudnya,jelas-jelas aku ini cewek tulen,makanya mata itu dipakai,buat apa bola mata sebesar telur ayam gitu.Kalo nggak bisa bedain yang mana cewek asli,and yang mana yang bukan!”,…”Kok jadi sewot masalah mata apa hubungannya?”…”Nah kamu sendiri kenapa omong  seperti itu?”…”Ih dasar idiot,nggak nyambung!!!!!!!!”,…”Huh!”.
Pagi ini sudah dimulai dengan pertengkaran,’aku kesal!, Apa coba maksudnya?...Hem kenapa dia jadi begini,kenapa semua berubah,aku rindu kejadian yang dulu’ batin ku berkecamuk. Aku berhenti sejenak,aku berpikir apa salahku kepadanya sampai-sampai ia seperti ini kepada ku.Kenapa?. Tapi aku sebel,tetap sebel, ah Dion…Dion kenapa kamu begini?.Yah cowok abg itu namanya Dion,aku dan Dion sudah lama bersahabat dari waktu kami berada di sd Kartika II-I.Ah aku pusing…...,Dion lagi,Dion lagi.
Aku pun melangkahkan kaki dari kebisuan sejenakku.Dikalau seperti ini,disaat aku gundah aku pasti ke Mushola atau ke perpustakaan,yang memang berdekatan.Namun kali ini aku tidak menginjakkan kakiku kedalam perpustakaan yang keadaanya memang sejuk dan nyaman,yang seharusnya ini jadwal rutinku,namu mau dikatakan apa lagi,si mantan sahabat ku itu, Dion sedang nangkreng disana.Entah emang aneh,setahuku tiada namanya mantan sahabat.Sahabat itu tidak pernah mati kan.Namun apa dayaku itu memang kemauan nya sendiri. Aku sih so what gitu lho,emang apa keuntungannya buatku,dia sendiri yang bakalan rugi.Dia sendiri waktu hari penutupan MOSB dia memutuskan hal ini. Surprise banget buat aku yang sudah menganggap dia seperti kakakku sendiri,yang kebetulan aku anak sulung yang tak punya kakak.
Its ok lah,aku pun mengambil seribu langkah,dan pergi menjauh. Aku pun memutuskan untuk kembali ke kelasku,aku kelas 9.4. Walikelasku ini sangat baik, sama sih dengan walikelasku yang dulu.Namun bedanya waliku ini mengajar pelajaran yang sangat aku sukai, yaitu menghitung,oh ya namanya Bu Heny. Pada saat aku,mau melewati gerbang pintu kelasku,mataku tertatrik langsung menuju ke aula yang berada di tengah lingkungan sekolahku. Disana ada sahabat-sahabatku, mereka adalah Lily , Nina , Yuni, Mikha, Susi.                                  
A
ku kapok mempunyai teman atau sahabat yang berjenis dan yang bisa diapanggil dengan laki-laki. Bener – bener kapok,mereka mau menang sendiri.”Lily!, Nina!, Yuni!, Mikha!, Susi!”,teriakku sekencang-kencangnya,sampai-sampai aku berhasil menarik perhatian seantero SMP Negeri 08 yang sedang berada di aula ini.”Untungnya mereka menoleh kepadaku,kalau tidak aku akan benar-benar malu,tapi nggak mungkin mereka nggak  menoleh ke arahku,kan suaruku menggelegar ditambah dengan asset yang bergema, jadinya…,yah suaraku bergema.”Apa sih teriak-teriak, malu-maluin tahu!”bisik Susi, sambil celingak-celinguk,takut menjadi sorot perhatian seketika karena suara lantangku. ’’yah,maklum suaraku emang seperti ini”, dengan wajah cengengesan aku meminta maaf,… ’’emang bener suaranya kan suara toang(angsa)”,”eh bukan,yang bener suara tarzan”, ”hahaha…”.Eh tiba-tiba tiga jenis suara nongol gitu aja,ada yang suara mirip jangkrik, yang serak-serak basah,dan satu lagi,suara ngakak yang khas.Tidak salah lagi,mereka adalah Yuni,Lily,Nina, tapi yang satu lagi kok diem aja biasanya nyeletuk aja,seperti mobil melanggar rambu lalu lintas.”eh Kha!, Kenapa kok diem aja?”,”Ah…,aku putus ama Hendra!”,aduh berisik amat sih,kan emang cowok itu cuman bisa bikin ribet. Baru saja aku mau mendiamkan Mikha,eh Yuni,Lily,Susi menarik aku ke kelas,”Biarin Nina aja,mereka kan….”aku melihat ke tangan Yuni yang bergerak, membentuk symbol keakraban.Dan kemudian bel pun berbunyi.Semua berlari menuju kelas masing-masing,semua bagai angin ribut yang tak beraturan,ada yang lari kesana,lari kesini,lari kesitu,pokoknya banyak. Tetttttt…,Tettttt… apabila bel berbunyi dua kali artinya waktu pulang telah tiba. Syukurlah mataku bisa beristirahat sejenak sebelum esok bertemu dengan si Dion.
Matahari sudah tersenyum diantara awan yang datang silih berganti. Aku melihat jam yang melilit di tangan ku,waktu menunjukkan pukul  6 tepat,pagi yang cerah batinku berkata. ”Bruk”, eh..eh, huu..,untung saja aku tidak jatuh,hampir saja,untung saja aku bisa mengatur keseimbanganku. Tidak salah lagi,dia pasti Dion, sebel…, lihat aja nanti ya, tunggu pembalasan ku Dion,eh tunggu ternyata serem juga ya,kalau hanya aku sendirian disekolah,aduh bulu kudukku merinding,lari ah.
Dion telah duduk manis di tempat duduknya,system tempat duduk kami adalah kelompok, mirip anak tk sih,tapi kami jadi lebih mudah untuk berdiskusi satu sama lain. “Prak” bunyi yang ku hasilkan akibat pukulan tanganku ke mejanya, tapi tidak terasa sakit sama sekali,karena aku sudah biasa, waktu kelas 7 aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pencaksilat. Omong-omong di SMP ku yang tercinta ini, banyak sekali ekstrakulikulernya, mulai dari basket,futsal,renang,pramuka,pencak silat,tari,teater, dll. Ok, back to the story, “Apa sih?, pagi-pagi udah bikin ribut, berisik tahu!”,”Eh nggak perlu pura-pura deh, kenapa coba kamu tadi menubrukku,maksudnya apa,kalau nggak seneng omong dong langsung,jangan begini caranya!”,”aku nggak sengaja”,”enteng banget jawabnya,nggak mungkin kan kamu nggak sengaja,jelas itu sakit banget,pasti kamu sudah berencana sebelumnya iya kan?”, “Denger ya,aku tidak sengaja,sudah ramai nih,nanti imej mu jadinya buruk,dan nanti kamu akan jadi tua,karena marah-marah mulu,aku minta maaf ya”, deg-deg,jantung ku berdetak kencang kata-katanya sangat menyentuh hatiku,kata-kata yang damai sekali, apakah dia sudah kembali seperti dulu,ah senangnya, senyumnya melelehkan amarahku yang membara. Ah Dion, Dion…, …”Hei!”, heh siapa tu? , aku balikkan badanku, eh ternyata Susi,”Eh Susi,kamu ini hobi banget ngagetin aku,untung aja jantungku nggak copot. “Hehehe, maaf deh, Dian aku mau bicara tentang seseuatu nih”,”ok omong aja,aku akan menjadi pendengar yang baik untukmu, Honey”,”Hem…,sebenarnya aku suka sama Dion”.What?...,kenapa tiba-tiba jantungku seperti ini,kenapa rasanya sakit banget, kenapa aku nggak terima Susi suka sama Dion.Oh my God, apakah aku jatuh cinta kepadanya?, …”Dian,dian…!’’,”eh ada apa?,”Kok melamun sih,yang aku katakan tadi jangan beritahu siapa pun ya!”,”Bagaiamana dengan yang lain,maksudku Yuni,Nina,Lily,and, Mikha?”,”Mereka sih nggak apa-apa,tapi jangan Mikha,kamu kan tahu dia itu talk active. “He..eh”,aku hanya bisa mengangguk pasrah,mungkin Dion akan lebih memilih Susi, karena aku ini cewek jadi-jadian,aku bisa dibilang tomboy,sedangkan Susi cantik, alim, pokoknya ,dia bukan cewek jadi-jadian seperti aku ini.Oh Tuhan, Ya Allah ,kenapa aku bisa mencintainya,buatlah aku melupakannya aku memohon kepadamu Ya Allah, ya Tuhan ku.
H
ari ini, adalah hari jum’at, sebelum memulai belajar kami melakukan kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan di SMP Negeri 08 yang tercinta ini. Karena hari ini hari jum’at, kami membaca surat yaasin,setelah itu, bendahara akan mengumpulkan uang infaq, infaq ini kami gunakan untuk ekstrakulikuler, atau operasional lainnya. Pelajaran pertama adalah matematika,namun kali ini berbeda waliku sekaligus guru matematika ku memberitahu kami daftar ulangan untuk UN (ujian Nasional). ”Anak-anak yang sangat ibu sayangi,sebentar lagi kalian akan meninggalkan sekolah kita yang tercinta ini dan menuju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi,Ibu harap kalian belajar dengan serius kali ini demi masa depan kalian sendiri, hanya kalian sendriri yang bisa menentukan nasib kalian”,”Iya bu!”,setelah itu kami diperbolehkan untuk pulang dan mempersiapakan diri untuk menghadapi UN yang sebentar lagi menghampiri.
Hari yang ditunggu telah tiba,hari ini UN pun dimulai,sebelum ku memulai aku pun berdoa ke pada Tuhan agar diberi kemudahan. Hari-hari berikutnya pun sama,dan sampai lah pada hari terakhir UN,senang sih ulangannya telah berakhir,namun ada juga rasa takut karena aku belum mendapati surat keterangan lulus,… “Dian…!”,aku menoleh kearah seorang gadis yang berambut kecoklatan dan pendek,dia berlari-lari kecil kearahku, ya dialah Susi,entah mengapa sekarang aku tak bersemangat seperti dulu saat bertemu sahabat yang sudah sangat dekatku, sampai-sampai kami dibilang seperti saudara. “Hei,kok lesu amat sih,ini kan hari terakhir UN, semangat dong, ayo optimis, jangan pesimis dong”. ”Aku tidak apa-apa, ada apa?, apa ada yang kau ingin bicarakan dengan ku?”,”sebenarnya…hari ini aku mau menyatakan perasaanku kepada Dion”,hah aku benar-benar kaget mendengar kata-kata yang Susi bisikkan ke telingaku tadi.”A…a… Apa…?,kau mau mengatakan perasaanmu duluan,kamu itu cewek, harusnya kan cowok duluan dong”.Kataku gugup dan masih setengah kaget.” Ya aku tahu itu,tapi aku nggak mau menunggu terlalu lama…Eh itu Dion,aku sudah mengadakan janji kepadanya tadi, aku akan mengatakan perasaanku di Museum Balaputra Dewa, kami akan pergi sekarang, Bye Honey, see you tomorrow “. Aku hanya mencurahkan seuntai senyuman dan melambaikan tangan kepadanya, aku tak mau dia berpikir aku tak mendukungnya, aku ingin menjadi sahabat baiknya, tapi apa salah aku mencintai seseorang yang menurutku special .
Keesokkannya,aku melihat Susi duduk sendiri dengan wajah cemberut yang baru pertama kali kulihat darinya,padahal dia orangnya ceria,”Susi,ada apa kok cemberut gitu?”,”Aku ditolak oleh Dion”, What? Itu nggak mungkin kan, bukankah Susi ini adalah ciri-ciri idaman bagi para lelaki. ” Kamu nggak perlu kaget gitu juga kali”,sepertinya dia melihat wajahku yang terkaget-kaget, “Kok bisa?”,“Dia menyukai orang lain, dia bilang dia hanya mengganggap ku sebagai sahabat”,”Tapi kamu sudah berusaha menyampaikan perasaanmu duluan,dan itu merupakan usaha yang sangat keras buat kaum perempuan kan!”. Nggak mungkin, kata-kata ini keluar begitu saja dari mulutku begitu saja, padahal aku tidak tahu apa-apa tentang cinta,dan aku sendiri takut akan perasaan cintaku ini, dan aku takut mengakuinya, ya aku harus mengutarakan perasaanku ini. “Si,maaf ya aku pergi dulu,ada sesuatu yang penting yang harus aku lakukan,aku pergi dulu”, aku pun berlari mencari sosok yang selalu bersemayam di hatiku yang paling dalam.Di lapangan nggak ada, di aula nggak ada,dimana dia,aku pun berpikir keras, aha!, aku tahu dia dimana. “Dion!”, ternyata tebakan ku benar, dia sedang berada di depan mushola . Angin sepoi-sepoi menerpa wajah kami berdua, pemandangan yang indah dan nyaman, warna mushola yang hijau muda menambah sejuk hatiku yang sedang berdetak kencang. Aku harus kuat!. “Ada apa?”, “Ada yang mau ku sampaikan”, “ Silakan!, bicara saja”, “Aku… aku… sebenarnya… aku… sangat menyukai mu…”, pasti dia sangat kaget, apa yang barusan aku lakukan, pasti dia akan semakin menjauhiku. “Maaf aku telah bertindak bodoh, lupakan saja perkataanku tadi”. “Aku juga menyukai mu, Dian”,Aku mendongak ke arahnya, apakah ini benar, mataku berkaca-kaca, aku tak bisa membendung rasa senangku ini,”Maukah kamu membantuku mengisi hatiku ini?”.Aku hanya mengangguk pelan. “Jadi dia orangnya”,Aku membalikkan badanku,betapa terkejutnya aku,terrnyata suara itu berasal dari sahabatku sendiri,Susi. “Jadi ini kamu yang sebenarnya, sahabat seperti apa kamu ini,menusukku dari belakang,kamu pasti tertawa puas atas kemenangan telak mu kan?”,”Bukan aku tidak bermaksud menusukmu dari belakang” ,”Tidak menusuk,omong kosong,kau tahu kau membuat ku malu,apa yang kau pikirkan,dan rasakan saat aku bercerita tentang Dion?, Kau tahu aku menyukai Reihan, tetapi kau sendiri adalah orange yang disukainya,kau pasti sedang menertawakan aku kan!?,Kau benar-benar membuatku malu,aku menyatakan cintaku pada Dion kemarin sore,karena aku tak ingin Dion dimiliki oleh orang lain,tetapi Dion menolakku karena ia menyukai orang lain,dan ternyata dia adalah teman baikku sendiri.Padahal kau ini temanku,tapi kau tidak mengatakannya kepadaku,kalau saja aku tahu aku tidak akan melakukan hal seperti itu,dan aku akan mengikhlaskannya untuk mu!,kau pasti menganggapku wanita terbodoh di dunia ia kan!”,”STOP,Hentikan aku tak pernah berpikir seperti itu,aku tak pernah beranggapan seperti itu,Aku……, Kata-kataku terputus,dan airmata mulai membasahi pipiku,aku menagis,aku pun mencoba untuk melanjutkan kata-kataku,”Aku..sebenarnya aku ingin mengatakannya,aku ingin bilang kalau aku juga menyukai Dion tapi kalau aku mengatakannya kau pasti akan sakit. Maafkan aku Susi,karena aku kau merasa malu,dan sakit seperti ini”Kataku,tangisku semakin kencang,aku tak sanggup jika kehilangan sahabat baikku,aku takut jika Susi tidak akan pernah memaafkanku. Susi pun pergi meninggalakanku, seketika itu juga aku mengejarnya sambil berlari aku terus menyuruhnya berhenti dan mendengarku.”Aku tak pernah bermaksud menyakitimu, kuharap kau mengerti karena aku nggak mau menyakiti mu”,teriakku.
H
ari ini pengumuman kelulusan, aku sudah medapatkan suratku, kubuka dengan perlahan jantungku berdetak tak beraturan,kemudian kubaca kertas itu dengan teliti, LULUS, haha senagnya diriku, ternyata aku lulus. Susi menghampiriku, “Lulus?”, aku mengangguk dan tersenyum.Yuni,Nina,Mikha,Lia pun menyusul. Kami tersenyum bersama dan berteriak “YEAH, we are pass…”, kami tertawa sepuasnya. Omong-omong bagaiman ceritanya aku bisa berbaikan dengan Susi?. Begini ceritanya…,”Dian…!”, “Eh Susi ada apa?”, “Maaf ya waktu itu aku marah-marah kepadamu,aku sadar aku tidak bisa memaksakan kau untuk tidak mencintainya dan aku harus menerima semuanya”, “Aku juga ya,aku juga salah karena tidak memberitahumu bahwa aku menyukainya juga,sama sepertimu”, “Kalau begitu,sahabat selamanya ya!”, “Sahabat selamanya”. Kami pun berpelukan,dan akhirnya baikkan.
Aku melihat Dion berdiri di depan pintu kelasku,dia tersenyum kepadaku,kau tahu aku dan Dion memutuskan untuk tidak menjalin suatu hubungan yang disebut dengan pacaran , kami lebih memilih untuk menjadi sahabat, dan menyimpan perasaan ini di tempat yang sangat special di dalam hati,tapi masih ada satu hal yang belum dijawabnya alasan mengapa ia menjauh,katanyasih “Biarlah aku menyimpan alasan itu sendiri”,but its ok lah ,dan senyumnya tadi mungkin akan menjadi senyum terakhirnya. Kami akan berpisah,dia akan melanjutkan ke SMA Negeri 18 sedangkan aku ke SMA Negeri 5, mungkin suatu saat kami akan bertemu,dan mungkin kami berada dalam suatu ikatan jodoh, siapa yang tahu jodoh kita kan, hanya Allah swt. Yang maha mengetahui. Akan ku ukir senyum terakhirnya ini dalam pikiranku,sebagai sebuah kisah nyata yang akan abadi, dan akan ku beri judul The Last Time of Smile, yah waktu itu waktu terakhir aku melihat senyumnya.
***

Komentar